Riefismi's Blog
Just another WordPress.com weblog

Jimat Dari Ayat-Ayat Al-Qur’an (Bagian 2)


RMADB 6 :

JIMAT DARI AYAT-AYAT AL-QUR’AN (Bagian 2)

RUBRIK M.A.D. BERBAGI (Seri 6)

Materi Pertanyaan : Jimat Dari Ayat-Ayat Al-Qur’an (Bagian 2)
Pengirim : Akhi Rizal Sholeh Rahimakallah
Bersama : Mujahidah Jeanny Dive rahimakillah
Posting & Desain by : M.A.D. Team
Tanggal Posting : 27 Desember 2009.

Pertanyaan :

Apakah ada manfaat yang berbentuk material maupun spiritual bagi orang yang membawa ayat-ayat Al-Qur’an sebagai jimat?

Bismillahir rohmanir rohiim
Assalamu’alaykum warohmatullahi wa barokaatu

Saudara-saudariku tersayang yang selalu ANTI terhadap segala sesuatu yang BATHIL, rahimakumullaah…

MasyaAllah, ternyata terdapat satu lagi pertanyaan yang hampir serupa dengan pembahasan kita sebelumnya pada RMADB Seri 5. Baiklah jika demikian, insyaAllah berikut ini penjelasan kami selanjutnya…

Didalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim disebutkan bahwa salah seorang sahabat membacakan jampi-jampi berupa surah Al-Fatihah kepada seorang Arab, kemudian orang Arab tersebut sembuh dari penyakitnya. Sahabat tersebut menerima bayaran atas apa yang dilakukannya itu. Kemudian dia pergi kepada Rasulullah saw, dan memberitahukan kepadanya tentang apa yang telah dilakukannya itu. Mendengar hal itu, Rasulullah saw tidak menyalahkannya, bahkan meminta sebagian dari bayaran itu sebagai penguat akan bolehnya pekerjaan tersebut.Imam Ibn Qayyim di dalam kitabnya yang berjudul Zadul Ma’ad, mengatakan,

Ibn Majah di dalam sunannya telah meriwayatkan sebuah hadits dari ‘Ali ra yang menyebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Sebaik-baiknya obat adalah Al-Qur’an.” Sudah di maklumi bahwa beberapa ucapan dan perkataan mempunyai khasiat dan manfaat-manfaat tertentu. Sehingga diperkirakan, demikianlah juga dengan perkataan Rabb Semesta Alam yang mempunyai keutamaan atas perkataan-perkataan yang lain, sebagaimana Allah swt mempunyai keutamaan atas seluruh makhluk-Nya; dan juga sebagai obat penawar yang sempurna, penjaga yang bermanfaat, cahaya, petunjuk, dan rahmat bagi semua. Yaitu suatu perkataan yang sekiranya di turunkan ke atas gunung maka gunung akan terbelah, disebabkan keagungan dan ketinggiannya.

Allah swt berfirman di dalam Al-Qur’an, “Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an apa yang menjadi obat penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Isra’: 82)

Dalam perkataannya tersebut, Ibn Qayyim telah menyinggung tema masalah ini. Maksud perkataan Ibn Qayyim ini adalah mengambil manfaat dari ayat-ayat Al-Qur’an dengan kehendak dan karunia Allah swt. karena, Allah swt menciptakan apa yang dikehendaki-Nya.

Namun sebagian imam mutaakhkhir (kontemporer) menyebutkan di dalam fatwa-fatwanya, bahwa Allah swt telah menurunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia, memelihara manusia dari kesesatan, menunjukkannya kepada jalan mensucikan hati dan akhlak, dan juga memajukan masyarakat. Kemudian mereka juga mengatakan bahwa kaum Muslim telah menyimpangkan Al-Qur’an dari tugas aslinya. Mereka telah menjadikan Al-Qur’an sebagai alat untuk menyembuhkan berbagai penyakit badan dan membacakannya kepada ruh orang-orang yang sudah meninggal.

“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. “Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. az0Zumar {39}:65).

Sesungguhnya yang demikian itu akan mendatangkan PENGARUH BURUK kepada keimanan kaum Muslim. Yang mengherankan, sebagian orang menuliskan beberapa ayat Al-Qur’an, kemudian membasuhnya dengan air, dan menjadikannya sebagai obat bagi orang yang sakit, atau dengan menguapkan atau menggantungkannya pada anggota tubuh orang yang sakit.
Itu merupakan penyimpangan terhadap Al-Qur’an. Karena, untuk penyakit-penyakit badan Allah menciptakan obat-obatan yang mempunyai khasiat menyembuhkan. Manusia harus mencarinya dan menggunakannya sebagai obat. Sedangkan Al-Qur’an bukan di turunkan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit badan dalam bentuk seperti ini. Akan tetapi Al-Qur’an diturunkan sebagai obat bagi hati dan penawar bagi apa yang ada di dalam dada. Al-Qur’an bertugas menyembuhkan penyakit kebodohan, keragu-raguan, syahwat, dan nafsu, dengan cara-cara hikmah.

Adapun berkaitan dengan jampi-jampi berupa doa-doa yang terdapat di dalam sunnah, maka hal itu ditafsirkan sebagai salah satu bentuk doa. Namun tidak dapat di terima bahwa doa-doa tersebut sebagai obat bagi penyakit-penyakit fisik. Penyembuhan berbagai penyakit harus dilakukan dengan bahan-bahan obat-obatan yang telah Allah swt ciptakan. Rasulullah saw telah bersabda, “Sesungguhnya Allah telah menciptakan penyakit, dan Dia juga telah menciptakan obat penawarnya. Maka oleh karena itu berobatlah kamu.” Allah swt memberikan gambaran fungsi dan tugas dari Al-Qur’an sebagai berikut,

Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap-gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizing-nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.” (QS. Al-An’am: 15-16).

Barakallahu fiikum,
Wassalamu’alaykum wr.wb.

dari sahabat fb ku :


~Jeanny Dive~

No Responses to “Jimat Dari Ayat-Ayat Al-Qur’an (Bagian 2)”

Leave a comment